Kagak Usah di Perkosa Gua Mau ‘ Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita
Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex
Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2017.
Cerita Sex – Pengalaman ini terjadi sekitar 15 tahun yang lalu.
Saya baru saja lulus SMA dan sedang persiapan mendaftarkan diri ke
perguruan tinggi. Saya termasuk pria yang bertampang lumayan, cukup
pintar, dan berperawakan sedang. Panggil saja saya, Budi.
Selama di SMA, saya mempunyai kelompok teman yang selalu bermain
bersama. 4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Sebagian besar
teman-teman saya melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri karena
memang sekolah saya termasuk sekolah elite di kota J yang menghasilkan
siswa-siswi dengan hasil lulusan yang cukup .
baik. Karena saya berasal dari keluarga ekonomi menengah, pilihan
sekolah ke LN menjadi tidak mungkin. Dari kelompok kami hanya tersisa 3
teman perempuan dan saya. Kami bingung mau melanjutkan ke mana, tetapi
akhirnya kami memutuskan untuk ke kota B yang mempunyai beberapa
universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal.
Saya, Rika, Nova, dan Jenni memutuskan untuk mendaftar bersama ke
kota B. Di sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di
rumah Jenni dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai.
Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan
kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota.
Jadi pada saat kami pergi, orang tua teman-temanku tanpa curiga
mengijinkan putri-putri mereka berangkat ke kota B dan menginap tiga
malam di sana. Sekalian liburan kata kami. Perjalanan ke kota B berjalan
lancar dan kami menghadapi ujian masuk dengan kepercayaan tinggi.
Maklum, kami semua termasuk berotak encer. Sore hari kami setelah
selesai ujian masuk, kami segera mencari penginapan yang terkenal dengan
daerah sejuknya di sekitar kota B. Kami menyelesaikan administrasi dan
segera masuk ke kamar.
“Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi,”
kataku. “Budi, kamu tidur di sofa aja yah! Kita berdua ambil
ranjangnya!” sahut Nova. “Yah… Curang… kan baru kali ini saya menginap
bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu….” komplainku. “Maunya..”
kata Jenni sambil mendorong diriku ke arah sofa.
Kami semua menjatuhkan pantat di sofa sambil melepas lelah. Setelah
berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal Ujian masuk tadi
siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan. Kami pun memesan
makan malam dari room service karena kami terlalu lelah untuk keluar
mencari makan. Rika akan menyusul besok pagi dan ketemuan di kota B.
Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu lalu. Pilihan
universitasnya berbeda. Oh iya, saya belum menjelaskan penampilan
teman-teman saya. Rika : Gadis ini pemalu dengan badan kecil yang sangat
indah. Saya tahu ini karena Rika sangat suka memakai baju yang
menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, 34B (saya
tahu setelah melihat BH- nya dan BH yang lain nanti). Kecil-kecil imut
merupakan kesan yang diberikannya.
Senyumnya manis sekali. Nova: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi
dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Rika. 34C
ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum
menggoda. Hampir semua anak laki-laki di sekolahku mengejar dia. Manis
dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik? Jenni: Gadis bertubuh
jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik
diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi. Senang sekali
olahraga dan sangat jago bermain volley. Paling enak jadi lawan mainnya
di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan
net dan berhadapan muka dengan Jenni. Posisi siap menerima bola dan kaos
longgarnya sering mengganggu konsentrasiku di lapangan.
Jenni : “Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan
malam.” Nova : “Kita main kartu aja yuk” Budi : “Memangnya bawa?” Nova :
“Bbawa kok. Rika, ayo dikeluarin. Kita main poker aja.
Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya.” Kami pun bermain selama satu jam ketika Nova menyeletuk.
Nova : “Tidak seru nih.. bosan.. gimana kalau dibuat lebih seru?”
Budi : “Maksud kamu, Nov?” Nova : “Strip poker!!” “Gila kamu, Nov!” Nova
: “Kaga berani?” Saya lagi terpatung dengan keberanian ide Nova.
Jenni : “Siapa takut? Berani kok walau ada Budi!” Pipi saya jadi
memerah dan berasa panas. Ada rasa malu juga. Glek.. saya menelan
ludah.. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik akan telanjang di depanku.
Nova : “Berani tidak, Bud? Diam aja. Malu yah telanjang di depan
cewek-cewek?’ Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan
semua kemungkinan. Jangan sampai saya kalah dan tidak melihat
gadis-gadis telanjang.
Budi : “Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!”
Nova : “Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka!
Setuju tidak?” Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan.
Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena
kemungkinan kejadian di depan mata.
Budi : “Ya dah.. Aturannya gimana nih Nov?”
Nova : “Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10
dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan
harga 500. Setuju?” Kami semua setuju. Budi : “Kita main sampai kapan?
Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?”
Nova : “Sampai semua bugil dong! Biar adil!!” Jenni: “Ok deh. Tapi
kasihan Budi dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya
cuma kaos, celana dan celana dalam. Kita cewek-cewek kan kelebihan BH.”
Nova : “Iya yah… ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh.”
Nova langsung dengan cekatan melepas BH merah mudanya tanpa
melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku. Harumnya BH langsung
memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini
milik Jenni. BH dengan warna cream kulit. Hahahahaha… kamipun tertawa
bersama. Nova : “Ayo mulai! Sudah adil kan, Bud? Kita masing-masing cuma
punya 3 modal.” Budi : “Sebentar.. pakaian yang sudah ditanggalkan bisa
dipakai lagi ga?”
Nova : “Hmm… TIDAK BOLEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai
lagi!” Budi : “Kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya
habis!!” Nova : “Banyak nanya yah kamu, Bud! Gimana Jen?” Jenni : “Boleh
dipegang-pegang deh sama yang menang. Dipegang-pegang selama 1 menit!”
Wah asyik nih peraturannya… tetapi otakku sudah mulai pindah ke kelamin
nih.. “Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap-hisap!”
Nova : “Ih kamu, Bud…. Mau dong!!” Dengan suara manisnya sambil
melirik nakal ke arahku!” Jenni dan Nova tertawa terbahak-bahak. Nova :
“Tapi kalau kamu yang sudah bugil dan kalah gimana, Bud? Saya hisap
tititnya yah!!” Jenni : “Wah saya juga mau hisap titit Budi!”
Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, saya tidak menyangka
teman-temanku ini nakal juga. Permainan pun dimulai. Keahlianku bermain
strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat. Jenni segera
kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya.
Jenni hendak membuka celananya, tetapi dicegah oleh Nova. Nova :”Wah
kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Budi, mau suruh Jenni buka
apa?” Wow, thanks Nova! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH,
tentunya dengan melepas kaos, dada Jenni akan terbuka.
Budi : “Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari
dekat!” Jenni dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera
menutupi puting payudaranya dengan satu tangan. Saya terkesima dengan
pandangan indah di depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer
tidak seindah pemandangan di depan mata. Nova : “Jen.. mana boleh
ditutupin dadanya. Buka dong!” Nova menggaet tangan penutup payudara
dengan segera. Jenni sedikit memberontak sambil memerah wajahnya. Jenni
tertarik tangannya, memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung
indah di depan wajahku. Glek.. saya menelan ludah.
Jenni : “Bud, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu
melihat dada gue.” Jenni dan Nova tertawa. Ini membuat Jenni jadi relaks
dan pasrah dadanya terpampang jelas. Wah kalo mereka serius kayak gini,
mendingan saya kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, tititku akan
dihisap selama 1 menit setiap kekalahan. Hahahaha.. otakku kotor juga.
Maka dilanjutkanlah permainan. Dengan segera saya menjadikan diri
telanjang. Celana dalam saya buka perlahan-lahan memperlihatkan titit
yang sudah mengeras sejak tadi. Saat itu, Nova, dengan payudara
montoknya pun tinggal celana dalam saja. Kedua gadis ini memperhatikan
celana dalamku dengan seksama sambil menahan napas menunggu tititku
seluruhnya terlihat. Nova : “Wah sudah keras yah, Bud! Bagus lho
bentuknya!”
Budi : “Gimana tidak keras… ngelihat dua pasang payudara yang
bagus-bagus!” Rupa-rupanya Nova sudah tidak tahan lagi. Aku langsung
ditabraknya dan tititku langsung dipegangnya. Dengan gemas Nova mulai
mengocok tititku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja saya tidak
tinggal diam. Tanganku mulai meremas-remas payudara Nova yang cukup
besar. Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan
mulai menghisapnya.
“Ahh.. Enak banget, Bud! Terus hisap..” Sambil menghisap payudara
Nova, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya. Karena saya tidak mau
melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit.
Nova membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri. Tititku yang
menjadi lepas dari pegangan Nova, langsung disambut Jenni dengan
kulumannya. Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum tititku. Kami
pun pindah ke ranjang. Saya berbaring di ranjang dengan titit menjulang
langit. Nova melanjutkan memberikan payudaranya untuk saya hisap dan
Jenni kembali mengulum tititku. Tangan saya mulai bergerilya ke vagina
Nova. Basah. Licin. Saya pun mulai menggesekkan jari ke clitorisnya.
Licin sekali. Nova pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di
bawah. Jenni yang melihat Nova mengalami kenikmatan, mengubah posisi
pantatnya ke sebelah mukaku. Badan jenjangnya memang membuat posisi
hampir 69 tersebut sangat mudah terjadi. Tanganku pun menggosok vagina
Jenni yang juga sudah sangat basah.
Tangan kiri di vagina Jenni, tangan kanan di vagina Nova. Kukocok
keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat. Jenni dan
Nova blingsatan dibuatnya. Jenni berguncang hebat sampai melepaskan
hisapan di tititku dan mengeluarkan lenguhan panjang yang sangat seksi.
Nova menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya. Keduanya
terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya. Aku yang sudah tegangan tinggi
tidak mau tinggal diam. Aku menghampiri Nova dan membuka lebar-lebar
selangkangannya. Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu- bulu
halusnya sangat seksi. Aku mulai menggesekkan kepala tititku ke vagina
Nova. Ah….. licin dan enak. Belum pernah aku merasakan kenikmatan
seperti ini. Nova yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan
menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan.
Nova semakin meracau…”Oohhh… aahhh… ohh..my… God…..Enak banget Bud”
“Terus Bud… Enak… ahhh… aahhHHH….AAAHHHHHH…Gila.. enak banget Titit lu
Bud!! Gue dah sampe nih” “Baru digesek aja dah enak gini yah, Bud…
gimana kalo dimasukin yah? Masukin deh Bud..” “Serius lu, Nov? Lu mau
gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih.” “Iya, Bud… Gue pengen
ngerasain titit lu di dalam gue… di luar aja dah enak, apalagi di
dalam.” Aku tidak pikir panjang lagi.. langsung berusaha merangsek ke
dalam vagina Nova.
“Oww.. pelan-pelan Bud.. Sakit tahu!!” “Ok, Nov.. gue pelan-pelan
nih” Pelan-pelan kepala titit gue mulai terbenam di vagina Nova. Terasa
mentok. Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah? “Nov,
udah masuk belom sih?” Nova yang mulai meringis menahan sakit, “Kayaknya
sih belom deh… tapi terusin aja.” “Lu yakin, Nov? Kayaknya lu kesakitan
gitu.” “Terus aja, Bud. Gue pokoknya mau titit lu di dalam gue.” “Ya
udah kalo gitu.. Gue terusin nih..” Dengan tiga sodokan keras yang
disertai rintihan Nova, akhirnya tititku masuk juga sepenuhnya.
“Wah.. Nova… kayaknya titit gue dah masuk semua nih” “Iya.. Bud…”
sambil menahan sakit “diam dulu, Bud.. jangan digerakin dulu..gue masih
rada sakit..” Ahh.. nikmatnya vagina perawan.. tititku berasa banget
diremas-remas oleh vagina sempit Nova. Tanpa kusadari, aku mulai
menggerakkan pelan- pelan pantatku. Keluar masuk secara perlahan. Nova
pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di
vaginanya. “Pelan-pelan yah Bud… masih sakit tapi dah mulai enak nih…
vagina gue berasa penuh banget diisi titit lu” Jenni yang dari tadi
menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya. “Gila lu berdua.. beneran
ngentot yah?” Jenni pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan seksama.
“Gila.. gila.. titit lu beneran masuk ke vaginanya Nova, Bud!” “Iya
Jen.. Enak banget vagina Nova.. gue bisa ketagihan ngentot nih.”
Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai.. kupercepat
goyanganku. Nova pun semakin mendesah menggila. “Ahhh…
Ohhh…Ahhh…Ohhh…Bud.. gue mau sampe lagi nih” “Barengan Nov.. gue juga
mau sampe..” Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau
sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang
menjadi bayi. “Ayo.. Bud… kita bbaaareeennggg….” Croootttt…croottt..
croottt…Tiga kali aku menyemprotkan mani ke rahim Nova. Ahh… ini
perasaan yang luar biasa… kenikmatan berhubungan badan dengan seorang
gadis muda yang cantik. Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung
lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Nova. Jenni yang
melihat pertunjukkan langsung bagaimana berreproduksi mulai mendekati
tititku lagi dan menghisapnya dengan lembut. Nafasku yang
tersengal-sengal perlahan-lahan menjadi teratur seraya menikmati
hisapan- hisapan Jenni. Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat tititku
menjadi tegang kembali. “Bud, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue
gesek-gesek ke vagina.”
“Iya, Jen.” Jenni pun mengambil posisi WOT dan mulai menggesek-gesek
vaginanya di atas tititku. “Enak banget, Jen” Goyangan lembut Jenni
membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang
sangat indah. Jenni merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi,
berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati. Sekarang dia
sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. kepengen masukin
d. Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas. Kakinya
kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih
indah daripada punya Nova. Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan
telah basah mengkilap. Tititku langsung berkedut-kedut melihatnya.
Kuarahkan tititku ke vaginanya. “Bud, jangan dimasukkin yah!” “Kenapa
Jen? Sudah tidak tahan nih” “Jangan Bud… jangan sekarang.” suaranya
lembut meluluhkan hati. Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala
tititku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala tititku di muka
vagina Jenni.
“Ah… iya Bud.. Begitu saja… gesek saja terus… Ahh… Ahhh” Jenni mulai
lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya. Melihat itu, aku
semakin cepat menggesekkan titit. Semakin cepat gesekan, semakin keras
desahan Jenni. “OOhhhh… AHhhhh..enak Bud… Teruss.. Terusss.. Lebih cepat
lagi… Tee..teeeruussss…. AHHHHHH.”
Jenni mendapatkan orgasmenya dan cukup banyak cairan O-nya yang
keluar. Kasur menjadi basah sekali. Aku melihat Jenni mengalami orgasme
yang sangat seksi sampai aku terdiam terkesima. Jenni cantik sekali…Aku
benar-benar terpesona.. Sepertinya aku jatuh cinta dengan Jenni. Nova
yang telah cukup beristirahat dan melihat Jenni telah lemas mengambil
alih situasi. Dipegangnya tititku dan dikocoknya perlahan. Tititku yang
masih belum puas dengan Jenni membuat otakku segera beralih ke Nova dan
menyuruhku untuk melampiaskannya ke Nova. Lagi pula tititku bisa coblos
ke dalam Nova. Dengan segera kubalikkan Nova dan kucoba Doggy style di
sebelah Jenni yang masih terbaring lemas.
Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak
bisa dituliskan dengan kata-kata.. Hanya nikmat.. Walaupun Nova yang
sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Jenni. Jenni membuka
matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan. Senyumnya yang manis
membuat hatiku bingung. Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Jenni,
tetapi tititku sedang menikmati pelayanan Nova, dan Jenni tersenyum
kepadaku. Ah bingung….. Aku pun tersenyum balik ke Jenni sambil semakin
keras menyodok Nova. Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari
belakang membuat Nova tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan
orgasme lagi. Aku memperlambat sodokanku agar Nova bisa menikmati
orgasmenya. Jenni bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku.
“Hisap Bud! Biar lu tambah seru!” Ah.. nikmatnya tetek Jenni.. Kenyal
tetapi kencang. Tentu saja akibat tetek Jenni yang nikmat, goyanganku
ke Nova semakin bertambah cepat. “Gila lu Bud, enak banget sih dientot
dari belakang sama lu… gue.. mauuuuu… Ahhhhh…” Nova pun orgasme lagi.
Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Jenni sambil doggy ke Nova
dan akhirnya.. croott…croott… dua kali aku semburkan spermaku. “Bud
enak banget disemprot elu… Rasanya nikmat.. kayak mandi air hangat..
tapi ini rasanya di dalam.’ Posisi kami belum berubah.. aku masih
menancapkan titit ke dalam vagina Nova sambil terus menyemprotkan
sisa-sisa sperma dan mulutku terus mengulum, menghisap dan
menggigit-gigit payudara Jenni. “Enak yah Bud, isap tetek gue dan
ngentot-in Nova” “Iya Jen! Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi
gue bisa ngerasain kejadian benernya.” “Udah dong Bud, cabut titit lu.
Pegel nih nungging melulu” timpal Nova.
Kucabut tititku tetapi pandanganku terus menatap mata Jenni.
Kelihatannya aku benar-benar jatuh cinta. Malam itu kami tidur bertiga
dalam keadaan bugil. Jenni di kananku, Nova di kiriku. ****** Tok tok
tok.. Pintu kamar hotel diketuk. Nova yang telah bangun lebih dulu
membuka pintu dan Rika terlihat telah sampai dihantar oleh orangtuanya.
“Eh.. Rika” Nova panik “Bokap Nyokap lu mana?” “Tenang Nova, mereka
cuma menghantarku kok.. tadi langsung jalan lagi ke kota C.” “Wah…
lega.. gue pikir mereka mau masuk ke dalam.” “Memangnya kenapa Nov? Eh…
lu kok kaga pake BH?” “Itu dia Rik.. takut ketahuan.. Gue kemaren
berhasil nih” “Berhasil apaan sih, lu?” “Gue kasih perawan gue ke
Budi!!” “Haahh?? Yang bener lu? Jenni juga? Kita semua kan memang
kepengen banget dientot Budi!!” “Jenni belum.. masih perawan dia..
kayaknya takut.. tapi udah main juga sama si Budi, cuma belum dimasukin
aja.” “Gue jadi horny nih, Nov. Budi di mana? Mau gak yah dia?” “Masih
tidur tuh.. lu bangunin aja.. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada
yang nolak.” “Hahahaha…bener juga lu!” “Tuh lihat, Rika. Ada yang
menonjol di selimut. Dia masih telanjang lho. Kita kemaren tidur begitu
gayanya.” “Jenni mana, Nov? Kok kaga ada?” “Lagi di kamar mandi. Tuh lu
urus si Budi aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu tititnya.”
Rika pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga
tititku terbuka dengan leluasa. Aku yang masih tidur tidak sadar apa
yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau tititku mengalami kenikmatan.
Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Nova atau Jenni sedang mengulum
si junior. “Hah? Rika? Ngapain lu?” tanyaku tanpa berusaha melepaskan
diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak? “mmlammggii
hissmmmaaapp mttiimmtiitttmm mmlu” Jawab Rika dengan tidak melepaskan
muatan di mulutnya. “Hahahaha” Nova tertawa geli. “Lanjutin aja Rik, si
Budi kaga nolak tuh.. cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu.” Jenni
yang mendengar tertawanya Nova, segera melongok keluar dan cukup kaget
melihat Rika sedang mengulum tongkat kenikmatanku. “Eh.. Rika… baru
sampe langsung sarapan aja nih” tukas Jenni dengan nada yang menunjukkan
kekagetan. Jenni keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan
rambutnya. Body Jenni memang luar biasa.
Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan
payudara yang sempurna itu. “Budi.. jangan ngeliatin gue aja dong.. Rika
dah nafsu tuh… puasin gih… kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak
Nov?” “Iya Jen.. Ayo Bud.. Puasin Rika.. Perkosa dia.. hahahaha..”
“Kaga usah diperkosa.. orang gue mau secara sukarela kok” timpal Rika.
Mendengar jawaban Rika, aku segera beraksi. Kucium bibirnya dan kami
melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur. Rika
badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan
meletakkannya di ranjang. Kudekati Rika dan menciumnya lagi. Kali ini
tanganku tidak tinggal diam. Payudara Rika aku pijat dan remas-remas
halus.
Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan tetek mungil yang kencang.
Pentilnya telah keras menjulang ke atas. Pentil yang bagus dan segera
kulumat. “Ohh.. enak banget Bud.. terus Bud….aahhh.. ahhh..” Rika
meracau kenikmatan. Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. Tititku
sudah sangat kencang sekali. Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua
pakaian yang masih melekat di Rika. Wow.. ternyata Rika mempunyai bulu
jembut yang sangat lebat. Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat.
Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang.
Tapi Jenni punya lebih wangi. Ah.. Jenni lagi.. ini ada gadis yang
sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain.
Kulirik Jenni dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian. Kujilat vagina
Rika sambil terus melihat Jenni. Jenni pun tersenyum terus dan
memberikan anggukkannya seakan-akan mengerti kalau aku sedang bertanya
bolehkan aku menjilat memek perempuan lain. “ Ohh…oohhh… enak banget
Bud.. baru dijilat aja gue dah kayak gini..” “Suruh Budi ngentotin elu,
Rik… Pelan-pelan yah Bud.. Kemaren gue cukup sakit lho” Nova
menghangatkan suasana.
“Iya Bud.. masukin dong buruan.” “Yakin lu, Rik?” Aku bertanya kepada
Rika tetapi tatapanku kembali ke Jenni. Jenni pun mengangguk kembali.
Aku pun segera membuka lebar selangkangan Rika. Vagina Rika terlihat
sangat imut, karena memang Rika orangnya cukup kecil. Tinggi badannya
hanya di bawah bahuku sedikit. Perlahan-lahan aku dorong tititku ke
dalam vagina Rika. Rika yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah.
Kepala tititku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok.
“Siap Rika? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk”
Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Jenni dan Jenni pun tersenyum
kembali. Senyum yang sangat manis. “Iya Bud.. sodok aja.. perkosa gue..
bikin gue hamil.. gue mau anak dari lu.” Rika sudah lupa daratan.
Kupegang pinggul Rika dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan.
Blesss.. masuk sudah. Rika menitikkan air mata menahan sakit. “Lanjut
Rik?” “Iya Bud.
Dah mulai terbiasa nih. Rasanya penuh banget vagina gue” Proses
menyetubuhi Rika pun segera berlangsung. Keluar.. masuk…keluar…
masuk..pelan-pelan tetapi pasti vagina Rika semakin basah.
“Gila….Enak..banget….Tahu gini… dari kemaren… gue…ikutan…nginep….”Rika
semakin larut dalam kenikmatan. “Ohh…ooohh…enak… aahh.. terus.. Bud..
yang cepat.. Bud!” Kuturuti kemauannya. Semakin cepat aku menggoyang
Rika, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang. “Bareng yah
Rika.. gue juga dah mau nyemprot..” “Ayo Bud.. bikin gue hamil.. semprot
yang banyak…AAARRRHHHH” Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Rika
memeras semua sperma yang ada di tititku. Kucabut tititku dan terlihat
tetesan darah perawan merembesi sprei. Noda darah perawan Rika dan Nova
terlihat bersebelahan.
Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku.
Jenni menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat
lembut. Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Jenni tahu
karena dia bilang, “Tidak apa-apa Bud. Kita semua memang ingin
menikmati titit lu.” dan kemudian dia menciumku lagi. Ciuman yang penuh
mesra. Nova mengganggu ciuman kami dengan mengambil tititku dan
menghisapnya. Jenni mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku. Nova
terus menikmati permainannya di bawah. Jenni menduduki kepalaku dan
memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. nikmatnya memek Jenni. Kujilat
dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar
jatuh cinta. Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik. Jenni tetap
hanya meminta digesek-gesek saja.
Nova dan Rika berhasil membuatku menyemprotkan sperma di dalam mereka
sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan
kelaparan. Sudah waktunya makan siang. ****** Epilog: Kami berempat
berhasil masuk universitas di kota B dan sepakat untuk mengontrak rumah
untuk tinggal bersama. Orang tua kami tidak ada yang curiga. Mereka pun
setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan. Bisa masak dan
cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang. Empat tahun
kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga
wanita cantik tersebut.
Dengan Jenni, selalu hanya gesek-gesek. Dengan Rika dan Nova,
tentunya celup-celup dong. Tidak ada yang hamil karena kami menghitung
kalendar dengan sangat disiplin. Sesudah lulus pun kami masih sering
berkumpul untuk “bermain”. Nova bertemu dengan suaminya di tempat kerja.
Rika bertemu dengan suaminya di kuliah S2. Jenni akhirnya menjadi
isteriku.
Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan. Kami berdua punya dua
orang anak. Jenni sering mengundang Nova dan Rika untuk bermalam di
rumah kami. Saking seringnya, aku berhasil menghamili Nova dan Rika.
Anak kedua Nova dan anak ketiga Rika mirip sekali denganku. Untung suami
mereka tidak pernah ada yang curiga. Alasannya karena sering bergaul
denganku, jadi mirip deh anaknya.
No comments:
Post a Comment