Kadang malu untuk menceritakan kisahku dimana aku pernah terkena kejadian yang bikin malu, awalnya gini saat aku menghadiri acara temanku di salah satu café, karena sudah malam kira kira pukul 1 malam aku izin untuk pulang duluan dengan jalan kaki mendekati parkiran untuk mengambil mobilku, tapi sebelum sampai di parkiran aku melihat tulisan toilet, aku menghampiri karena aku sudah kebelet.
Ternyata toilet tersebut berada di lantai atas aku langsung naik tangga dan masuk ke dalam toilet memang keadaan pada saat itu masih sepi memang sudah malam banget setelah selesai aku keluar dengan lega, tetapi apa yang kulihat, ada dua orang anak muda umurnya sekitaran 24an mencegatku di depan toilet. Mungkin karena mereka pikir keadaan sepi. Sambil celingak celinguk salah satu temannya menutup mulutku dan menyuruhku masuk ke dalam toilet.
Sementara temannya lagi menunggu di luar. Dia mengeluarkan senjata tajam, dan menodongkannya kepadaku. Kupikir dia ingin merampok semua barang-barangku tapi ternyata dia hanya ingin mencicipi tubuhku. Saat itu aku menggunakan rok hitam dan baju tanpa lengan warna putih dengan rambut dikuncir dan anting-anting di telingaku.
“Heh, lo dandan jam segini mau merek ya” kata dia sambil menodongkan pisaunya dan tangannya menutup mulutku.
Aku cuma bisa menggelengkan kepala saja.
“Haha, sebelum lo kamu bebasin, lo musti puasin kamu dulu. Sini sepongin kamu cantik”.
Dia pun menundukkan kepalaku bermaksud menyuruhku berjongkok. Karena aku ketakutan dengan ancaman pisau itu, aku mengiyakan toh cuma menyepong saja. Aku jongkok di hadapannya dan mulai melihat wajahnya dengan melas.
Dia memberi aba-aba sammbil menunjuk ke arah penisnya “ini sayang, lo bukain celana kamu”.
Akupun mulai membuka restletingnya perlahan. “Eiiitt.. Nanti dulu, lo musti buka celana kamu pake mulut lo” sambil menjambak rambutku.
Akupun terpaksa menurutinya, kugigit restletingnya dan kuturunkan hingga terlihat celana dalamnya dan sesuatu yang menyembul.
Kemudian aku juga disuruh menurunkan celana dalamnya dengan mulutku. “Hehehe…nah silahkan lo cicipin penis kamu ini” dia tertawa menyeringai sambil mengusap usap rambutku.
Akupun perlahan memasukkan penisnya yang berukuran sekitar 14 cm dengan diametr 4 cm dan berwarna hitam itu. Kuemut dan kuhisap sampai dia mengerang kenikmatan sambil memegang dan menjambak rambutku.
“Oohh mantap sayang, pantesan isepan lo enak banget” dia terus-menerus mengucapkan kalimat-kalimat yang merendahkanku. Tetapi itu justru malah membuatku terangsang.
Kemudian ia menahan kepalaku, dan menyodok-nyodokkan penisnya ke mulutku sampai aku tersedak.
“Hueek…” Aku seperti ingin muntah dibuatnya. Tiba-tiba suara ketukan pintu terdengar, dan terdengar suara dari depan “woi gantian dong kamu juga mau nih”.
Ternyata temannya juga ingin ikut mengerjaiku ini. Pemuda itu membuka kunci pintunya dan membiarkan temannya masuk, kemudian dikunci lagi dari dalam. “Wah, mantep banget ini cewek lagi ngemut penis lu” kata temannya.
“Lo mau, buka celana aja dulu” kata pemuda itu. Tanpa basa-basi ia pun melepaskan celananya dan menyodorkan penisnya ke wajahku. Akupun menghisap penis-penis itu secara bergantian.
“Oohh enak banget ya isepan nih cewek, pasti udah biasa nyepong nih” kata temannya.
“Iyalah, lo liat aja, pasti abis ini dia mau melacur ke om-om nih” kata pemuda itu dan kemudian mereka tertawa. Aku yang mendengarnya sampai panas telingaku dan memerah mukaku. Temannya mulai memegang-megang leherku, dan dadaku.
Toketku diremas-remas dari luar. “Wow, gede juga nih toketnya tapi pentilnya kecil” katanya.
“Eh, kamu mau liat vagina lo dong” kata pemuda itu. Aku menggeleng, dan dia melepaskan seponganku kemudian menyuruhku berdiri.
“Angkat rok lo, terus buka celana dalam lo atau kamu paksa nih” mendengar akan dipaksa dan diancam, aku pun mengangkat rok ku dan menurunkan celana dalamku. Terlihat vaginaku yang ditumbuhi rambut tipis.
“Wah gile vaginanya bikin gemes” kata temannya sambil jongkok memperhatikan. Dia mencucuk2an jarinya ke dalam vaginaku sambil satu tangannya lagi memegang penisnya, tanganku masih mengangkat rokku dan membiarkan mereka mempermainkan vaginaku sambil tertawa.
Pemuda itu kemudian menyuruhku menyerahkan celana dalamnya kepadanya dan menyiram celana dalamku itu dengan air.
“Nah, lo gausah pake celana lagi ya, biar gampang kalo ada yg mau perkosa lo” katanya.
Aku menjadi merasa malu sekali, lalu aku kembali disuruh jongkok untuk menyepong mereka kembali.
“Aah nikmat banget nih kalo gini” kata mereka sambil merem melek keenakan. Tak sampai 15 menit, si pemuda itu menahan kepalaku.
“Oohh kamu mau keluar nih” dan croott crooot croott… Semburan peju itu keluar di dalam mulutku. Terasa hangat dan lengket. Kemudian kujulurkan lidahku yang sudah belepotan pejunya, dan ia memukul-mukulkan penisnya sampai keluar semua pejunya.
Tak lama, temannya menyusul. Tetapi ia tidak memuncratkan di mulutku, melainkan di atas mulut di area kumis.
Aku terpejam ketika semburan itu mengenai wajahku. Kurasakan lengketnya peju itu menetes dari wajahku dan ia menyuruhku untuk membersihkan penisnya.
Setelah semua puas, akupun tergeletak di lantai dengan wajah belepotan peju itu. Merekapun mengucapkan terima kasih kepadaku sambil meremas toketku.
“Makasih ya, kapan-kapan servisin kita lagi ya” “toket lo mantep, sedotan lo juga maut” puji mereka.
Aku yang duduk tergeletak di lantai hanya bisa menahan tangis sampai mereka keluar. Setelah mereka tiada, aku membersihkan diriku dan turun ke bawah menuju mobil dengan cepat.
Kulihat mereka sudah tidak ada di sekitaran sana, cepat sekali atau mungkin mereka memang pemuda kampung sini sehingga hafal gang-gang untuk melarikan diri. setelah sampai di dalam mobil, aku langsung menuju rumah untuk beristirahat. Begitulah kisah tragisku yang di paksa untuk mengelum kontol anak kampung.
No comments:
Post a Comment